Friday, October 06, 2006

Masih

Masih kuingat kata-katamu, dik...
Sekitar tiga tahun yang lalu...
Tentang kecemasan pula harapan...
Yang bergeliat di dasar hati...

Masih bergaung gelak tawamu, dik...
Sekitar tiga tahun yang lalu...
Ketika di warung lumpia itu
Kita bersama hidupkan waktu...

Masih kuingat nasi goreng itu, dik...
Yang kau belikan di simpang Dago...
Untuk jinakkan cacing perutku...
Yang hingga larut malam masih ingin dekatmu...

Masih kuingat pasta gigimu, dik..
Ketika aku terpaksa bermalam
Karena membantu sebatas perlu...
Melukis bunga-bunga untuk tugas kuliahmu...

Masih kuingat body-spray mu, dik...
Yang senantiasa tersimpan rapi
Di dalam tas yang warna-warni...
Dibawa kemanapun pergi...

Masih kuingat kumis ayahmu, dik...
Saat ku diundang makan malam bersama...
Dan pulangnya beli bunga...
Dari penjaja kaki lima...

Masih kuingat semua cemburu, dik...
Sekitar tiga tahun yang lalu...
Waktu aku begitu dungu...
Mengandaikan kau sudah milikku...

Masih kuingat perih itu, dik...
Setiap kali berjalan pulang dari kost-mu...
Memikul rindu dendam membatu...
Merasa tersembelih oleh batasan waktu...

Masih kerap aku bertanya, dik...
Sejak tiga tahun yang lalu...
Mengapa sampai aku mau bermain...
Dalam pertandingan yang tak termenangkan ?

Masih terendus wangi rambutmu, dik...
Sekitar tiga tahun yang lalu...
Waktu kita masih saling memberi api...
Pada temaram lentera hati...

Apakah layak kuingat semua, dik...
Jika kau justru ingin melupa?

(Bandung, 12 Mei 2004)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home