Saya cukup beruntung, dapat ikut menjadi bagian dari tim konser 3 Diva (Ruth Sahanaya, Krisdayanti, dan Titi DJ) di Stadion Putra, Bukit Jalil, Malaysia, tanggal 25 Maret yang lalu. Sebenarnya kantor tempat saya bekerja memang sudah terlibat pembuatan konser 3 Diva sejak pertama kali mereka show di Jakarta setahun yang lalu, dan juga terlibat tour mereka ke Bandung, Surabaya dan Bali. Namun ini kali pertama saya ikut diberangkatkan kantor untuk touring ke luar negeri.
Apa yang saya kerjakan di Malaysia? Sebenarnya tim kantor saya bertugas untuk dua hal.
Tugas utama, seperti yang juga kami kerjakan di konser 3 Diva yang sudah-sudah, adalah sebagai tim multimedia untuk konsernya sendiri, yaitu menembakkan visual art / motion graphic dengan projector ke panggung, di saat pertunjukan.
Tugas kedua, khususnya untuk show di Malaysia ini, adalah merekam kegiatan ketiga Diva selama di Malaysia, meliput semua ‘behind the scene’ dan ‘the making of’ konser itu sendiri.
Meskipun saya juga ikut terlibat dalam pembuatan visual art untuk show-nya, tapi saat ini saya ditempatkan untuk tugas yang kedua, secara lebih spesifik adalah mendampingi pimpinan saya untuk meliput semua aktivitas yang dijalani dalam rangka konser 3 Diva di Malaysia ini.
Tim kantor kami yang berangkat ada lima orang, tiga orang untuk tim multimedia, dua orang untuk tim liputan. Namun total tim Indonesia yang diberangkatkan 90 orang, didalamnya termasuk tim manajemen, wardrobe artist, hairstylist dan make-up artist untuk masing-masing Diva, pemain band, dancers, awak panggung, lighting, sound, juga media partner dari infotainment, majalah dan suratkabar. Jumlah 90 orang ini merupakan rekor untuk jumlah tim yang diberangkatkan untuk artis Indonesia yang show keluar negeri.
Jika saja kita menggunakan pemain orkestra dari Indonesia, tentunya jumlah tim akan membludak jadi lebih besar lagi. Mungkin demi alasan efisiensi, orkestra nanti memakai pemain dari Malaysia.
Kami akan tiba di Malaysia tanggal 21 Maret, melakukan persiapan, pembangunan panggung dan latihan-latihan, lantas show di tanggal 25, dan pulang ke tanah air tanggal 26.
21 Maret, semua tim berkumpul di bandara Soekarno-Hatta dari jam 8 pagi. Sesuai tugas saya, maka jadwal kegiatan tim saya harus selalu seiring para Diva, agar dapat merekam mereka secara lebih up-close. Sejak di bandara, kami sudah mendampingi mereka di vip lounge, dan kamera sudah mulai rolling. Ini adalah pertama kalinya saya bisa demikian dekat dengan ketiga Diva tersebut sekaligus, meskipun sebelumnya saya pernah terlibat kegiatan shooting untuk Ruth Sahanaya dan Titi DJ secara terpisah, namun mendampingi ketiganya secara bersamaan merupakan exciting moment untuk saya. Pimpinan saya memperkenalkan saya pada ketiganya, sekaligus memberikan gambaran tugas yang akan kami lakukan, agar mereka bisa faham dan tidak bertanya-tanya jika akan ada sosok saya (yang notabene belum mereka kenal) yang akan selalu mengikuti aktifitas mereka selama di Malaysia nanti.
Sekitar tengah hari, kami mendarat di Kuala Lumpur. Kami dijemput oleh empat mobil (brand new!) resmi berlogo 3 Diva yang disediakan pihak sponsor, ditambah dua buah bis. Perjalanan ke hotel cukup panjang. Hotel kami terletak di daerah Bukit jalil, satu daerah dengan lokasi konsernya nanti. Bukit Jalil itu memang tidak di pusat kota, tapi sudah agak diluar Kuala Lumpur. Jaraknya kira-kira sekitar Jakarta-Bogor atau Jakarta-Karawaci lah.
Di depan mobil resmi 3 Diva dan di depan Rolls Royce... :)
Saya cukup tercengang, hotelnya sangat besar… and I mean sangat sangat besar. Entahlah, tanpa maksud berlebihan, mungkin lebih besar dari hotel manapun di Indonesia. Dan bukannya cuma satu hotel besar itu, tapi ada dua yang berdekatan, masih dibawah satu pengelola. Kedua-duanya menjadi hotel resmi kami, tim Indonesia ditempatkan terpisah antara tim artis dan tim produksi di masing-masing hotel. Di area antara kedua hotel dipisahkan oleh semacam danau dan sungai buatan yang sangat luas, dan disediakan water taxi berupa kapal kecil untuk bepergian, entah menyeberang dari satu hotel ke hotel lainnya, atau untuk memasuki sebuah mall yang terletak di dekat situ, yang dikelola juga oleh pihak yang sama dengan pengelola hotel. Betul, saya tadi bilang ‘memasuki’. Sungainya masuk sampai ke dalam mall…
Palace of The Golden Horses Hotel
Di hari pertama, jadwal sudah ketat. Tak lama setelah kami settling down di hotel, para Diva sudah harus bergerak lagi untuk live interview di sebuah stasiun radio, Sinar FM. Keluar dari stasiun radio tadi, hari sudah petang dan hujan cukup besar. Kami harus kembali ke hotel, untuk menghadiri welcoming dinner untuk semua tim Indonesia, yang diprakarsai oleh pihak promotor Malaysia. Malamnya, saya menjenguk ke lokasi konser, kegiatan pembangunan panggung di sudah dimulai, dan music director kita, Erwin Gutawa, sudah harus memimpin latihan pertama untuk para pemain orkestra.
Kembali ke hotel, sudah lewat tengah malam. Setelah mandi air hangat, saya masih perlu mengecek peralatan kami. Ini adalah hal yang harus saya lakukan setiap harinya saat semua kegitan usai, sebelum tidur. Men-charge ulang baterai kamera, membersihkan lensanya, mengecek durasi kaset yang tersisa, labeling kaset yang sudah terpakai, dan lain-lain agar semua siap untuk kegiatan esok hari. Saya naik ke ranjang, dan menonton tv sampai ketiduran…
22 Maret pagi, breakfast di hotel. Di ruang makan sudah banyak rekan-rekan rombongan kami yang lain, bahkan diantaranya sudah selesai sarapan. Saya makan beberapa potong pancake dengan maple syrup, dilanjutkan dengan roti panggang dengan selai strawberry, dan segelas orange juice. Sebagai penutup, saya memesan secangkir kopi untuk menemani beberapa batang sigaret,
Hari ini jadwal para Diva adalah tour ke beberapa media. Yang paling awal adalah interview di gedung New Strait Times Publishing, untuk suratkabar Harian Metro. Disitu juga hadir tiga biduanita Malaysia yang akan tampil sepanggung dengan 3 Diva saat konser nanti: Noryn Aziz, Dayang Nurfaezah dan Nurul. Interview dilanjutkan dengan meet and greet sekaligus lunch dengan para staff dan pimpinan disitu.
Bicara soal makan, jujur saja selama kunjungan di Malaysia ini lidah saya tak kunjung cocok dengan masakan disana. Walaupun kurang lebih sama jenisnya dengan makanan Indonesia, tapi mungkin ada cara pembumbuan atau cara memasak yang berbeda. Bukannya tidak enak, tapi antara ekspektasi saat baru melihat bentuk makanannya dengan rasanya ketika sudah di lidah, agak berbeda.
Merekam 3 Diva di Harian Metro
Next, kita harus menuju satu stasiun radio lagi, Suria FM, untuk interview para Diva. Nah, dibanding stasiun radio yabg sebelumnya, yang ini lebih menarik. Pertama, disini tempatnya DJ KC Ismail (kalo gak salah tulis namanya begitu), seorang penyiar Malaysia yang punya antusiasme sangat besar terhadap musik Indonesia. Dia salah satu yang paling giat mewartakan musik Indonesia di Malaysia, sering pulang pergi ke Indonesia untuk mendapatkan update perkembangan musik Indonesia, dan bahkan konon dia juga berteman dengan Ahmad Dhani, pentolan band Dewa 19.
Kedua, di radio ini lebih banyak staff cewek yang cantik-cantik dan lebih fashion-conscious dibanding di radio sebelumnya…
Disini saya juga sempat nongkrong-nongkrong sejenak dengan seorang personal security 3 Diva. Kami ngobrol-ngobrol di kedai makan pinggir jalan, sambil minum teh tarik dan merokok. Dia sempat cerita pengalaman seru mengawal artis-artis luar negeri yang datang ke Indonesia, diantaranya yang terbaru adalah Muse dan Westlife. Masing-masing punya cerita lucu dan menjengkelkan tersendiri.
Setelah ini kita harus menuju sebuah stasiun tv, NTV7, karena malam harinya 3 Diva menjadi guest sekaligus perform satu lagu di sebuah talkshow yang disiarkan secara langsung. Disana juga akan ada acara dinner. Perjalanan menuju kesana, lalu lintas macet bukan kepalang, ‘traffic sesak’ menurut istilah mereka. Tak beda dengan Jakarta, ternyata di Kuala Lumpur pun kemacetan merupakan hal rutin. Satu perbedaan besar adalah, tak ada kendaraan yang sradak-sruduk, sodok kanan-kiri sesuka hati, nyelap-nyelip secara ofensif, ataupun membunyikan klakson penuh amarah. Pengguna jalan lebih tertib, lebih sabar, sehingga meskipun macet, masih bisa agak nyaman. Apalagi pemandangan kota juga cukup menghibur. Dibanding Singapore yang terlalu steril suasananya, KL sedikit lebih hidup. Monorail dan kereta api yang melintas lewat jalur layang di atas kita asyik dilihat. Hal lain yang paling signifikan, tentu saja, jalanan bersih dari sampah, emisi gas buang kendaraan bermotor juga terkontrol sehingga tak ada kendaraan bobrok berpolusi tinggi yang menggangu kenyamanan.
Selesai penampilan di talkshow, kami semua mulai jenuh atau sedikit kelelahan. Mas Anang, suami Krisdayanti sempat melempar ide, agar sebelum pulang keempat mobil rombongan mampir ke Bukit Bintang, semacam sebuah area perbelanjaan dan hiburan, untuk refreshing. Namun hari sudah malam, dan dua dari ketiga Diva memilih pulang ke hotel. Akhirnya acara dibatalkan, hanya satu mobil yang berisi Krisdayanti, suami, dan staffnya saja yang ke Bukit Bintang, sementara mobil lainnya, termasuk saya, langsung kembali ke hotel. Kami mampir sejenak ke 7 Eleven, untuk membeli beberapa botol bir dan snack, dan akhirnya kami menutup malam ini dengan nongkrong bareng para personal security dan beberapa staff artis di salah satu kamar di hotel kami.
Esok harinya, seperti biasa, breakfast di hotel. Seperti biasa pula, saya memilih menu-menu ringan seperti bubur ayam, atau roti panggang dengan ham dan sosis, dan juice. Tak lupa secangkir kopi untuk menemani rokok.
Selama tanggal 23 dan 24, kegiatan 3 Diva tak sebanyak hari-hari sebelumnya. Kegiatan mereka lebih banyak diisi dengan latihan di venue konser. Selama dua hari itu, kegiatan selain latihan diantaranya adalah social visit ke sebuah panti asuhan, dan tampil sejenak di acara tv Akademi Fantasi-nya Malaysia di Astro TV.
Diluar jadwal resmi, saya sempat mengikuti Titi DJ beserta staff dan ketiga anaknya, shopping ke mall KLCC Suria, yang kurang lebih mirip-mirip Plaza Senayan. Tak terlalu istimewa, selama dia sibuk belanja, saya hanya mengikuti sambil ngobrol-ngobrol dengan personal security-nya. Saya tidak merekam di dalam mall, karena ada tanda larangan menggunakan kamera di dalam gedung, Meskipun saya lihat beberapa ABG Malaysia memotret dengan kamera saku, namun saya memilih amannya saja, daripada ditangkap satpam di negeri orang. Saya hanya merekam beberapa momen-momen sepanjang perjalanan, dan merekam suasanan kota Kuala Lumpur dari dalam bis.
Satu peristiwa menarik adalah, tanggal 24 Maret itu hari ulang tahun Krisdayanti. Maka pada tanggal 23 malam, panitia sudah menyiapkan surprise party di Polo Club, sebuah klab yang ada di dalam hotel. Lewat tengah malam, seusai makan di restoran jepang, KD digiring ke Polo Club, dan disana KD dikejutkan (walaupun rasanya dia sudah bisa menduga dan tak terkejut lagi), dengan rombongan yang sudah berkumpul, lengkap dengan kue ulang tahun. Kejutan sebenarnya adalah, ternyata datang pula tamu istimewa yaitu biduanita Malaysia yang juga populer di Indonesia, Siti Nurhaliza, bersama suami. Kejutan berikut, ternyata datang pula beberapa personil band Nidji (yang ternyata digandrungi oleh KD), juga membawa kue ulang tahun. Memang kebetulan, Nidji baru saja melakukan launching album mereka di Malaysia.
Partynya cukup meriah, kami minum-minum dan makan kue ultah. Walaupun bisa bebas memesan minuman alcohol apa saja, termasuk wine, tapi saya hanya memilih bir. My favorite beverage. Sembari minum, kadang saya bergantian dengan atasan saya menghandle kamera, merekam momen-momen tertentu. Dan malam itu, saya dapat sun pipi kanan kiri dari Krisdayanti. Asyik…
Mendekati hari H, praktis kegiatan kami lebih banyak di venue konser. Saya dan atasan saya lebih banyak merekam kegiatan latihan 3 Diva di panggung, aktivitas backstage dan kegiatan produksi lainnya. Satu hal yang menarik dalam pembangunan panggung di venue, ternyata crew-crew lokal Malaysia bekerja dengan kecepatan yang jauh dibawah crew Indonesia. Dibandingkan dengan waktu 3 Diva show di Jakarta Convention Center, waktu yang dibutuhkan untuk crew Malaysia membangun satu panggung yang sama desainnya dengan panggung di Jakarta, adalah 3 atau 4 kali lebih lama dibanding waktu yang dibutuhkan crew Jakarta. Jadi, kalo crew malay baru kelar satu panggung berdiri, crew Indo sudah bisa kelar berdiri tiga atau empat panggung yang sama.
Padahal secara infrastruktur, kecanggihan dan ketersediaan peralatan, sistematika kerja seperti loading dan un-loading barang ke dalam venue, semuanya pasti lebih tertata dan lebih advanced dibanding kita. Jay Subyakto, art director konser ini, agak kecewa dengan kinerja crew Malaysia. Dan dia sempat berkomentar lucu, bahwa ternyata orang Malaysia tak lebih pintar dari Indonesia, tapi kita ternyata lebih bodoh juga, kenapa bisa tertinggal dan mengakui kemajuan Malaysia. Tanpa berniat membandingkan mana lebih jago, ini sekedar intermezzo saja.
Di red carpet konser 3 Diva dan di kompleks Stadium Bukit Jalil
Untuk show-nya sendiri di tanggal 25, karena saya sudah menyaksikannya beberapa kali dengan format yang sama di Indonesia, mungkin saya agak malas menceritakan lagi disini. Kecuali mungkin saya perlu tambahkan, ada part di pertunjukan yang khusus tribute untuk dua biduanita Malaysia yaitu Sheila Majid dan Siti Nurhaliza, dimana 3 Diva membawakan lagu-lagu mereka berdua secara medley. Di layar LED besar di sebelah panggung, nampak keduanya diantara penonton, dan mata Sheila Majid berkaca-kaca terharu.
Hadir juga diantara penonton, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad. Dan tentunya keluarga para bangsawan-bangsawan Malaysia dan artis-artis lokal.
Setelah pertunjukan, seperti biasa, ada party pasca-pertunjukan yang bertempat di ‘skybox’ stadium konser ini. Skybox itu adalah ruangan kaca besar di paling atas stadium, yang biasa digunakan untuk menonton oleh para VVIP seperti pemilik klub dan board of director dari klub basket atau sepakbola yang bertanding di stadium itu. Party-nya sangat heboh, hampir semua crew panggung, tim produksi dan para dancers berpesta dan menari sampai jam empat pagi. Bahkan seorang anggota tim membawa pulang banyak botol-botol minuman yang belum sempat dibuka.
Foto-foto panggung saat show 3 Diva
26 Maret, hari ini kami akan kembali ke tanah air. Kita bisa bangun agak lebih siang, sarapan dengan santai, mengemas barang-barang dengan lebih santai juga, karena penerbangan saya kebetulan petang. Tugas terakhir saya disini adalah merekam momen kepulangan para Diva dan rombongan Indonesia lainnya di lobby hotel. Dan selesailah sudah…
Kuala Lumpur International Airport, going home...
Secara keseluruhan konser ini berjalan lancar dan menyenangkan. Terutama dari cara pihak Malaysia memperlakukan kita dengan baik. Sangat baik. Mungkin kurang lebih begini pula rasanya kalau artis kelas internasional touring ke luar negeri ya… penuh privilege. Dan beberapa hari kemudian, saya mendapat kabar review-review bagus dan membanggakan dari berbagai media di Malaysia tentang konser ini. Well done!!
(all photos are personal property, except photos of the stage during concert are courtesy of Planet Design Indonesia)