Friday, December 22, 2006

So This Is Christmas...




Happy Xmas (War Is Over)
(John Lennon)

So this is Xmas
And what have you done
Another year over
And a new one just begun

And so this is Xmas
I hope you have fun
The near and the dear one
The old and the young

A very Merry Xmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear

And so this is Xmas
For weak and for strong
For rich and the poor ones
The world is so wrong

And so happy Xmas
For black and for white
For yellow and red ones
Let's stop all the fight

A very Merry Xmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear

And so this is Xmas
And what have we done
Another year over
A new one just begun

And so happy Xmas
We hope you have fun
The near and the dear one
The old and the young

A very Merry Xmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear

War is over, if you want it
War is over now

Happy Xmas


 

Wednesday, December 20, 2006

Pulang

I.
Angin kemarau menghembus kerontang...
Berguguran hening di pekarangan hati...

Kembara lelah...
Sibuk melipat lembar-lembar sesal...

Menyimpannya di kotak hitam
yang diletakkan di sudut hati paling tersembunyi.

Angkat kaki, kembara...
Sudah saatnya pulang.


(4 September 2005)


II.
Dibawah terik aku terasing
Menghitung hari yang berlalu bagai mimpi..
Menghela nafas-nafas gelisah...
Memungut kepingan-kepingan kisah...

Jika matahari tak mau kompromi
Maka mungkin sudah waktunya menepi...

Barangkali dalam hening ada jawaban, hai saudara...
Mengapa hati senantiasa ingin mengembara...
Mengapa jiwa kanak menolak 'tuk tumbuh dewasa...

Saat sunyi telah bersabda..
Menerjemahkan tanda-tanda...
Maka melangkahlah, kelana...

(29 September 2005)

Wednesday, December 13, 2006

Something Fishy...


CLICHÉ

I’ve got a reputation of being a man with the gift of words…
A romantic poetic type, or so they say…
But I find it hard to express the way I feel about you,
Without getting involved in the old clichés…

This song’s begun so many times,
But never in a way that you won’t consider to be an old cliché
I want to say that I need you, miss you when you’re away
And how it seemed like fate – o here we go – the same old clichés…

It’s not that I’m embarrassed or shy, well, you know me too well…
But I want to make this song special in a way that you can tell…
That it’s solely for you and nobody else
My best friend, my lover, when I need help.

Cliché?

Everything I want to say to you is wrapped up in an old cliché.

That’s why I’m trying to say with my deepest sincerity…
That’s why I’m finding it comes down to basic simplicities…

The best way, is with an old cliché…
Simply the best way, is with an old cliché..
Always the best way, is with an old cliché…
I’ll leave it to the best way, it’s an old cliché… "I love you".

(by Fish, from the album Vigil In The Wilderness of Mirrors)

--------------------------------------------

Masih ingat band Marillion yg pernah saya ceritakan sedikit di beberapa posting yg lalu?
Mungkin masih ingat juga mantan vokalisnya, Derek Dick, yg lebih populer dengan nama panggung Fish?

Setelah meniggalkan Marillion, Fish melanjutkan aktifitas musikalnya sebaga artis solo, dan telah menelurkan album-album yang cukup critically-acclaimed. Menurut saya pribadi, dua album solo pertamanya Vigil In The Wilderness Of Mirrors (1990) dan Internal Exile (1991) adalah yang terbaik.


Vigil In The Wilderness Of Mirrors


Internal Exile

Seperti pernah saya singgung sebelumnya, Fish ini termasuk penulis lirik yang unik dan unggul. Dan lirik lagu yang saya kutipkan di atas adalah salah satu lirik dengan tema yang menarik, dan, in some way, dapat dikatakan indah.
Mengapa indah? Because it rings so goddamn true!!
Fish bercerita tentang dirinya yang selalu dianggap berbakat merangkai kata2, puitis dan romantis. Namun ketika sampai pada rasa yang primitive bernama cinta… dia kehilangan kemampuan itu. Dia berusaha keras menciptakan lagu itu menjadi istimewa dengan sedemikian rupa, namun lagi-lagi dia selalu terpuruk dalam ungkapan-ungkapan klise…
Dia kehilangan kata2 indah dan tak mampu melepaskan diri dari jebakan kata-kata yang generik utk mengungkapkan perasaannya.


Dan pada saat2 akhir, dia menyerahkan semuanya cukup pada satu kalimat singkat yang over-exposed, over-exploited, over-used (but somehow never loses its sincerity), yaitu… I LOVE YOU.

Sederhana sekali. Klise sekali. But yet, it’s so damn beautiful!!

Bagi anda yang senang menulis sajak-sajak, dan orang-orang lain mengetahui itu, atau mungkin kurang lebih mereka telah menganggap anda sebagai seorang 'penyair', seringkali ada demand tak kentara dari mereka, agar anda selalu mengungkapkan segala sesuatu dengan kata-kata yang eksentrik, indah, puitis atau apapun istilahnya. Seakan-akan they're waiting for you to do a show. Bahkan mungkin tanpa sadar dari dalam diri anda sendiri selalu ada tuntutan untuk selalu berekspresi secara puitis dan berbunga-bunga tadi.

Namun sangat masuk akal, dan pasti seringkali terjadi, bahwa at the end of the day, hanya straight-forwardness lah yang mampu menjabarkan sejuta arti hanya dengan sekian patah kata, dengan resiko misleading yang malahan kecil. Bukan berarti saya mengklaim bahwa saya adalah seorang penyair, namun hal semacam itu kurang lebih pernah terjadi pada diri saya.

Saat perasaan saya bertabur bunga-bunga romantika (dalam hal ini perasaan terhadap seorang wanita), secara tidak langsung orang-orang yang cukup kenal saya berharap muncul drama-drama kecil lewat goresan-goresan pena saya. Dan mungkin saya sendiri tanpa sadar berusaha bisa mengungkapkan perasaan saya dengan cara tersendiri yang agung nan indah. Namun at some point, akhirnya saya tak menemukan cara untuk menulis puisi macam apapun yang cukup layak untuk merepresentasikan perasaan saya pada wanita tadi. Persis seperti lagu Fish tadi, akhirnya ya cuma "i love you"...

Once, that song really kicks me right in my ass. And it has a wonderfully-written melodies too...

Friday, December 08, 2006

One Wild Night...

Mainkan lagi, dik...
Mainkan lagi lagu lama itu..
Yang sempat membuat kita lupa waktu
bahkan lupa diri..


Mainkan lagi gitarmu...
Biarkan Cocaine dan Purple Haze menendang...
Laksana puting beliung meluluh lantakkan seisi ruang...
dan membuat Mick dan Keith tersipu melihat tingkah polah kita...

Biar kujawil pantat molek
Milik wanita tak dikenal itu
dan kucibir wajah pria bau kencur
yang menggandeng tangannya...

Tandaskan isi gelas itu
Ke kerongkongan renta ini...

Pesan lagi minumnya jika kurang...
Jangan lupa kau gotong aku pulang...

Hei, siapa suruh musiknya berhenti?

...and then The Sky Is Crying..

(from somewhere in my hazy liquor-drenched memory.. in a dark rock and roll bar)

Wednesday, December 06, 2006

Kepada Angin Dan Hujan

Kadang aku memohon pada hujan...
untuk membasuh semua gulana rindu...
namun rintiknya yang jatuh membasahi kaca jendela...
hanya lukiskan senyummu.

Kadang aku memohon pada angin...
agar terbangkan resah gelisah...
namun desirnya yang mengusap helai dedaunan...
hanya membisikkan namamu.

Tahun demi tahun demi tahun demi tahun...
masih saja hanya kamu...
yang paling kerap tertangkap oleh bawah sadarku...

tapi...
kamu tak perlu tahu itu.

Friday, December 01, 2006

Dengan Apa

Dengan apa kau mengukur kesunyian?
Apakah dari bulan dan bintang yang enggan bertegur sapa
Padahal mereka tersemat di hitam angkasa yang sama?

Bagaimana kau mengukur kepedihan?
Apakah dari doa-doa tak terjawab
atau impian-impian yang tersingkirkan?

Ataukah dengan sebuah tembang
Yang bergaung di kepalaku
Saat ku ereksi kala jaga di pagi hari?